Makan bakso terasa sangat enak jika masih dalam keadaan panas dan pedas.
Apalagi di musim hujan seperti ini, makan bakso pasti tambah nikmat.
Kisah kali ini adalah tentang penjual bakso yang sering lewat depan rumah yang selalu datang pada saat larut malam.
Karena memang enak, tukang bakso ini pun menjadi langganan.
Sampai-sampai abang bakso sudah hafal betul bagaimana bakso yang aku pesan.
Tanpa saos, agak banyak kecap amnis, sambelnya sedikit saja, karena memang nggak doyan pedas.
Malam itu pada saat hujan gerimis, suasana sekitar rumah pun menjadi sangat dingin dan terlihat sepi.
"Dingin-dingin seperti ini, pasti sangat enak makan bakso panas", pikirku dalam hati.
Akhirnya seperti biasa, aku pun menunggu tukang bakso langgananku itu.
Sekitar jam 10, si abang nggak kunjung datang.
Hampir 2 jam menunggu, abang tukang bakso masih belum kelihatan.
Nggak seperti biasanya, mungkin hari ini sedang libur.
Saya pun berencana memutuskan untuk masuk saja ke rumah, niat mau makan bakso malam itu akhirnya aku urungkan.
Namun baru mau berdiri dari tempat duduk, tiba-tiba terdengar suara kentungan khas abang tukang bakso,
"Tokk.tokk...".
Rupanya abang bakso langganan yang datang.
Nafsu makan bakso yang telah hilang pun akhirnya muncul kembali.
Dengan semangat aku pun langsung bergegas dan memanggil abang bakso tersebut untuk berhenti.
"Bang, pesen 1, kayak biasa ya!", kata ku sambil teriak kepada abang bakso tersebut.
Saat pesananku dibuat, tiba-tiba aku merasa ada yang aneh dengan abang bakso langgananku ini.
Biasanya dia melayaniku dengan ucapan yang agak bercanda, tapi kali ini aku perhatikan, wajah abang tukang bakso ini tampak pucat tanpa senyum sedikit pun.
Karena lapar, jadi ya nggak terlalu aku pikirkan, mungkin si abang ini lagi sariawan atau kedinginan.
Pesananku pun datang dan siap makan, kubawa bakso yang sudah aku pesan tadi ke teras rumah nggak jauh dari gerobak abang bakso itu.
Sedikit demi sedikit kuah baksonya aku coba terlebih dahulu.
"Ada yang aneh dengan kuahnya, kok asin banget" aku berkata dalam hati, tapi nggak terlalu aku perdulikan.
Sambil makan bakso aku pun memperhatikan abang bakso yang ternyata dari tadi berdiri di dekat gerobak tanpa bergeser sedikitpun, nggak seperti biasanya, karena si abang ini kalau aku sedang makan dia selalu menghampiriku sambil mengobrol kecil-kecilan.
"Bang, duduk sini lah kayak biasanya", kataku kepada abang bakso.
Namun reaksi abang bakso sangat dingin dan cuek berbeda dari yang biasanya.
Perlahan dia menoleh ke tempatku duduk makan bakso.
Dari situ bisa kulihat jelas wajah pucat abang bakso tersebut, menatap tajam kepadaku.
Tiba-tiba, bau yang kurang sedap menyengat terasa dari arah abang bakso berdiri.
Suasana malam yang dingin dan sangat sepi membuat pikiranku kemana-mana.
Bulu kudukku spontan tiba-tiba berdiri.
Abang bakso yang daritadi berdiri pun menatapku dengan wajah pucatnya.
Tampak pandangan tajam dari matanya yang terus menerus menatap ke arahku.
Sontak aku pun berdiri dari tempatku duduk lalu tiba-tiba dia berkata...
"Maaf mas, Daritadi perut saya mules, saya nggak tahan jadinya kelepasan di celana deh. Maaf ya mas-nya pasti kebauan yaa..."
Dengan sigap aku pun langsung bayar dan pergi ke toilet mirip mirip seperti ibu yang lagi hamil..@&%$?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar