Nuni adalah seorang gadis desa yang mencoba peruntungan dengan merantau ke kota.
Meskipun dia sangat nekat dengan berangkat ke kota sendirian, dia tergolong masih gadis yang lugu.
Tau dan khawatir akan keluguan anaknya, Ibu Nuni pun memberikan nasehat sebelum Nuni berangkat ke kota.
"Nak, kamu dengar baik-baik ya.. ketika Kamu sudah sampai di kota, jangan lupa kasih kabar ke ibu.
Jika nanti di kota kamu naksir sama cowok, boleh saja. Tapi kamu ingat baik baik pesan ibu mu ini..
Satu, pastikan kalau calon pasanganmu itu cowok setia
Kedua, pasanganmu itu harus pandai mengatur keuangan dan bisa berhemat
Yang ketiga, calon pasanganmu itu harus perjaka ting-ting...", kata Ibu Nuni sambil memeluk anaknya sebelum berangkat.
Nuni pun mengingat baik-baik nasehat ibunya itu sebelum dia berangkat ke perantauan.
Setelah satu tahun Nuni merantau ke kota mengadu nasib, ia kemudian pulang ke desa lagi.
Nuni datang ke desa dengan membawa seorang laki-laki untuk meminta doa restu ibunya.
Ternyata Nuni akan menikah dengan laki-laki tersebut.
"Mak, Nuni sudah ketemu calon pendamping Nuni lho.. Kami kesini sekarang mau minta restu untuk menikah...", kata Nuni kepada ibunya.
"Calon mu ini apa benar setia?", tanya ibu Nuni
"Setia kok Mak, buktinya setiap kita jalan-jalan, tangan Nuni selalu digandeng, nggak dilepasin...", jawab Nuni.
"Terus apakah calon mu ini bisa berhemat?", tanya ibu Nuni lagi.
"Hemat kok Mak, waktu pulang dari jalan-jalan itu, Kami kehujanan.. nah biar nggak kebasahan, Kami kemudian menginap di hotel.
Biar hemat Kami sewa kamarnya cuma 1 saja Mak", jawab Nuni lagi
"Terus, bagaimana Kamu tahu kalau calonmu ini masih perjaka ting-ting?", tanya ibu Nuni lagi...
"Anu-nya masih dibungkus mak..." jawab Nuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar