Dadang, 54 tahun, hari ini menggantikan Jajang yang biasa menjual gorengan dan mangkal di perempatan nggak jauh dari Terminal Tanahabang. Kebetulan Jajang sedang menunggui istrinya yang akan melahirkan di rumah sakit.
Di daerah Tirtonadi, ada satu preman yang terkenal sangat garang, kejam, dan sering bawa-bawa pedang ke sana kemari. Tatang namanya. Nggak lama berkeliling, si Tatang melihat ada pedagang baru yang menggelar lapak di daerah kekuasaannya.
Tatang pun langsung mendekat ke gerobak dagang Dadang, dan tanpa ragu mengambil beberapa gorengan yang ada di depannya. Satu sudah habis, tambah satu lagi. Waktu mau mengambil gorengan yang ketiga, tangan si Tatang langsung ditegur Dadang.
"Jangan sembarangan ngambil dagangan dong, Kalau mau beli bilang, nanti saya ambilin" Dadang menegur dengan nada yang sedikit sewot.
"Kurang ajar! Situ nggak tau siapa saya?" Tatang langsung menjawab dengan nada bentakan.
Jiwa preman Tatang pun muncul. Dia langsung mengeluarkan pisau lipat andalannya. Terus memamerkan sambil mengusap-usap ke tanganya, dia berpikir kalau Dadang akan takut kepadanya.
"Maksudnya apa ngeluarin pisau? Mau ditukar sama gorengan pisaunya?" Dadang berkata sambil tertawa kecil.
"Jangan macem-macem lu, Gue tusuk mati lu" Tatang jawab dengan nada mengancam.
Mendengar jawaban seperti itu, Dadang nggak peduli dan tetap fokus dengan gorengannya di wajan.
Tiba-tiba saja, Dadang dengan santai mengambil tempe panas yang masih digoreng di wajan dengan tangan langsung.
Spontan si Tatang pun terheran-heran dan kaget sambil menelan ludah.
Selang semenit, Dadang pun memasukan tangannya ke penggorengan lagi dan mengambil minyak panas lalu mengusapkannya ke mukanya sambil bilang ke Tatang...
“Masih mau tempenya? Mau panas apa yang hangat?"
Dadang menakuti sambil mengusap mukanya dengan minyak.
Melihat aksi debus Dadang, nyali Tatang pun menciut dan langsung lari terbirit-birit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar